Mengulas Novel

Teks Ulasan Novel "Ayahku (Bukan) Pembohong"


Judul Buku                  : Ayahku (Bukan) Pebohong
Penulis                        : Darwis Tere Liye
Jenis Buku                  : Keluarga
Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I                    : April 2011
Jumlah halaman         : 304 (20 cm)

Ayahku (Bukan) Pembohong merupakan salah satu novel karya Tere Liye, seorang penulis yang sering dilabeli Best Seller oleh para pecinta novel . Saat ini, ia bahkan telah menulis berbagai genre novel. Dan kini, ia baru menggarap novel tetraloginya yang bergenre fantasi berjudul Bumi, Bulan, Matahari dan akan dilanjutkan dengan Bintang. Novel ini mengambil kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati dalam kesederhanaan hidup. Dalam novel ini terdapat kisah seorang bocah laki-laki yang dibesarkan dengan berbagai dongeng sederhana oleh ayahnya. Bocah itu bernama Dam, seorang laki-laki yang dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Kini usianya telah mencapai empat puluhan.
            Dikisahkan dalam bab pertama, Dam yang awalnya menyukai cerita-cerita inspiratif dari ayahnya tumbuh menjadi orang dewasa mulai membenci dongeng yang ayahnya sering ceritakan kepadanya dan kepada anak-anaknya, Zas dan Qon. Hal itu dikarenakan cerita tersebut terkesan mengada-ngada dan membuang-buang waktunya. Ayah Dam selalu bercerita tentang pemain sepak bola “Si Nomor Sepuluh” kepada Zas dan Qon. Ia bercerita tentang rahasia-rahasia yang diketahui Si Ayah tentang “Si Nomor Sepuluh”. Dan saat Dam mendengar ayahnya bercerita jika “Si Nomor Sepuluh” menelpon Si Ayah dan berkata bahwa pemain sepak bola terkenal itu tidak sabar untuk bertemu Zas dan Qon, Dam merasa itu sudah diluar kepala.
            Pada bab-bab selanjutnya, alur cerita novel Ayah (Bukan) Pembohong ini mulai muncul. Dalam tiap bab, latar waktu dan tempat juga berbeda-beda. Dalam beberapa bab, Dam teringat akan berbagai cerita dari Sang Ayah yang selalu menjadi inspirasinya dalam menghadapi cobaan seperti cerita perjuangan Sang Kapten “El Capitano, El Prince” dan cerita kesabaran suku Penguasa Angin. Dam mulai penasaran dengan keaslian cerita tersebut saat mulai beranjak dewasa. Pada saat itulah cerita mulai muncul.
            Dalam novel karya Tere Liye ini memilliki bahasa yang puitis, tapi mudah dimengerti pembaca. Novel ini juga mengambil gaya kehidupan sehari-hari, sehingga pembaca juga akan merasakan suasana dalam novel ini. Dengan alur maju-mundur nya tidak membuat para pembaca kebingungan dengan jalan cerita yang dimaksud. Dengan membaca novel ini, pembaca akan belajar bagaimana cara menghargai kisah-kisah sederhana dan kasih sayang seorang ayah.
            Dengan memiliki daya tarik yang berbeda dari novel lain, tentunya novel ini tak luput dari kekurangan. Pada novel ini, sorot pandang pembaca akan terlalu difokuskan kepada tokoh Dam. Sehingga, alasan mengapa Ayah Dam tidak mau terbuka dengan Dam tentang cerita-cerita tersebut dan perasaan Sang Ayah masih tidak diceritakan dengan benar. Dalam cerita ini.

         Setiap karya juga memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Sehingga, pembaca juga tidak akan terlalu mengiraukan kekurangan tersebut. Di samping itu, novel ini sangat bermanfaat bagi semua kalangan. Karena, kita dapat belajar dari kisah-kisah sederhana yang ada pada novel tersebut untk senantiasa pantang menyerah, sabar, dan berendah hati kepada setiap orang. Selain itu, kita juga belajar untuk tetap menghargai apa yang ayah kita lakukan karena semua itu juga demi masa depan kita.



Penulis : Sajidah Fani Pangesti
Asal Sekolah : SMPN 1 Lumajang      
Kelas / Absen : VIII E / 29                      

Komentar